

Untuk memvalidasi tanggapan pembaca sasaran yang diberikan pada kuesioner dipakai teknik wawancara mendalam. Sementara itu teknik kuesioner diterapkan untuk mendapatkan data tentang kualitas terjemahan yang terkait dengan tingkat keterbacaan terjemahan. Data primer yang terkumpul diolah dengan pendekatan content analysis untuk mendapatkan data tentang kualitas terjemahan yang terkait dengan ideologi dan strategi penerjemahan. Data primernya yang berupa istilah budaya Using dan terjemahannya diambil dari tiga publikasi pariwisata dwibahasa Kabupaten Banyuwangi. Penelitian yang berorientasi pada terjemahan ini bersifat deskriptif kualitatif dengan disain studi kasus terpancang.


Bertolak dari asumsi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran ideologi dan strategi penerjemahan dalam menghasilkan terjemahan istilah budaya Using yang berkualitas. Dalam konteks publikasi pariwisata dwibahasa Kabupaten Banyuwangi, penerjemahan istilah budaya asli Banyuwangi (budaya Using) ke dalam bahasa Inggris akan berhasil memperkenalkan keunikan suku dan budaya Using pada wisatawan manca. Semakin populer dan pesatnya perkembangan kajian budaya (cultural studies) pada saat ini telah menggeser definisi penerjemahan yang pada awalnya sekadar aktivitas antarbahasa (cross-linguistic activity) menjadi suatu bentuk komunikasi lintas budaya (cross-cultural communication) yang tentu saja sangat strategis artinya dalam menjalin kesepahaman antarbudaya (cross-cultural understanding).
